Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un Evaluasi Kebijakan Pemerintahan Korut Sepanjang 2021

Pyongyang -  Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada pekan ini membuka rapat besar Partai Pekerja Korea. Dalam rapat itu, Kim mengevaluasi kinerja pemerintahannya sepanjang 2021. "Rapat Pleno ke-4 Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja Korea (WPK) diadakan pada hari Senin," kata kantor berita Korut KCNA. Sementara dikutip dari Reuters, Selasa (28/12), biasanya dalam rapat akhir tahun, Kim selalu membahas kebijakan yang akan dilakukan pemerintahannya tahun depan. Namun karena setahun kebelakang Korut dilanda berbagai krisis, Kim turut mengevaluasi kinerja pemerintahannya. Seluruh pejabat partai pekerja hadir dalam rapat ini. "Rapat paripurna untuk meninjau pelaksanaan kebijakan utama Partai dan negara selama tahun 2021," tulis laporan KCNA. Korea Utara bergulat dengan krisis ekonomi sepanjang 2021. Hal itu disebabkan oleh penguncian demi mencegah COVID-19, sanksi internasional atas program senjata nuklir dan bencana alam. Kim biasanya menyampaikan pengumuman kebijakan bes

Seorang Pakar Penyakit Menular AS Mengatakan Tak Perlu Vaksin Booster untuk Lawan Varian Omicron

Jakarta -  Suntikan booster atau penguat vaksin Covid bisa membantu meningkatkan perlindungan terhadap virus corona varian Omicron dan saat ini tidak diperlukan dosis booster khusus varian. Hal ini disampaikan pakar penyakit menular AS dan Direktur Nasional Institut Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci dalam konferensi pers online di Gedung Putih pada Rabu. "Sejumlah penelitian telah dilakukan di seluruh negeri dan dunia melihat bagaimana kita bisa bersiap dalam konteks vaksinasi," jelas Fauci, dikutip dari CNN, Kamis (16/12). "Pesannya masih tetap jelas: Jika Anda tidak divaksinasi, ayo vaksinasi," imbuhnya. "Dan khususnya dalam hal Omicron, jika Anda divaksinasi lengkap, dapatkan suntikan booster Anda." Kepala penasihat medis Presiden Joe Biden ini menekankan, efektivitas vaksin virus corona Pfizer/BioNTech terhadap infeksi Omicron bergejala sangat kecil dibandingkan terhadap varian Delta, tapi dengan suntikan booster, efektivitasnya meningkat samp

Pemerintah Selandia Baru Berencana Melarang Penjualan Rokok Demi Menyelamatkan Generasi Masa Depan

Jakarta -  Selandia Baru berencana melarang anak muda membeli rokok selamanya, yang merupakan salah satu tindakan paling keras terhadap industri tembakau. Alasannya, upaya lain untuk menghentikan penjualan rokok memakan waktu terlalu lama. Orang berusia di 14 tahun ke bawah pada 2027 nanti tidak akan diizinkan membeli rokok di negara Pasifik berpenduduk 5 juta jiwa itu. Ini menjadi bagian usulan yang diungkapkan pada Kamis, termasuk juga menghentikan izin sejumlah pedagang ritel untuk menjual tembakau dan memotong tingkat nikotin dalam semua produk. "Kami ingin memastikan anak-anak muda tidak mulai merokok jadi kami akan sehingga kami akan menetapkan pelanggaran bagi yang menjual atau memasok produk tembakau asap ke kelompok pemuda baru ," Wakil Menteri Kesehatan Selandia Baru, Ayesha Verrall dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Kamis (9/12). "Jika tidak ada perubahan, akan memerlukan puluhan tahun sampai angka merokok orang Maori turun ke bawah angka 5 persen,

Turki Mengalami Inflasi, Menteri Keuangan Mundur Setelah Mata Uang Lira Jatuh

Jakarta -  Menteri Keuangan Turki, Lutfi Elvan, mengundurkan diri dan digantikan oleh loyalis Presiden Recep Tayyip Erdogan di tengah merosotnya nilai mata uang Lira. Elvan meminta agar dia dibebastugaskan dari jabatannya, seperti dilaporkan koran pemerintah. Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir muncul rumor Elvan ingin mengundurkan diri. Dia digantikan Nureddin Nebati, yang pekan lalu membela kebijakan Erdogan untuk memangkas suku bunga walaupun inflasi sedang meroket. Nebati, yang menjabat tiga tahun sebagai wakil menteri keuangan sebelum pengangkatannya menggantikan Elvan, mengatakan Turki selama bertahun-tahun berusaha menerapkan kebijakan suku bunga rendah tapi mendapat penolakan kuat dari oposisi. "Saat ini, kami bermaksud untuk menerapkannya," tulisnya di Twitter, dikutip dari Financial Times, Jumat (3/12). Nebati menambahkan, tidak masalah dengan menjaga tingkat suku bunga rendah di tengah kondisi pasar saat ini. Nilai mata uang Lira merosot sampai 40 persen seja