Turki Mengalami Inflasi, Menteri Keuangan Mundur Setelah Mata Uang Lira Jatuh

Jakarta - Menteri Keuangan Turki, Lutfi Elvan, mengundurkan diri dan digantikan oleh loyalis Presiden Recep Tayyip Erdogan di tengah merosotnya nilai mata uang Lira.

Elvan meminta agar dia dibebastugaskan dari jabatannya, seperti dilaporkan koran pemerintah.

Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir muncul rumor Elvan ingin mengundurkan diri. Dia digantikan Nureddin Nebati, yang pekan lalu membela kebijakan Erdogan untuk memangkas suku bunga walaupun inflasi sedang meroket.

Nebati, yang menjabat tiga tahun sebagai wakil menteri keuangan sebelum pengangkatannya menggantikan Elvan, mengatakan Turki selama bertahun-tahun berusaha menerapkan kebijakan suku bunga rendah tapi mendapat penolakan kuat dari oposisi.

"Saat ini, kami bermaksud untuk menerapkannya," tulisnya di Twitter, dikutip dari Financial Times, Jumat (3/12).

Nebati menambahkan, tidak masalah dengan menjaga tingkat suku bunga rendah di tengah kondisi pasar saat ini.

Nilai mata uang Lira merosot sampai 40 persen sejak September karena Erdogan, penentang seumur hidup suku bunga tinggi, telah menekan bank sentral untuk berulang kali memotongnya, menurunkan suku bunga acuan menjadi 15 persen meskipun inflasi tahunan mendekati 20 persen.

Pendekatan itu telah memicu peringatan dari para ekonom bahwa pemerintah berisiko menyebabkan inflasi yang tak terkendali dan ketidakstabilan keuangan.

Nebati, mantan pengusaha yang menjadi politisi, terlihat dekat dengan menantu Erdogan, Berat Albayrak, yang menjalani masa jabatan yang sangat kontroversial sebagai menteri keuangan dari 2018 sebelum mengundurkan diri pada November 2020 setelah presiden mengumumkan perombakan dalam manajemen bank sentral.

Pada Agustus, muncul foto yang memperlihatkan Albayrak dan Nebati sedang makan siang bersama.

Elvan (59 ), dihormati kalangan pengusaha tapi dinilai semakin terpinggirkan dalam beberapa bulan terakhir. Dia secara terbuka bersikeras bahwa pemerintah masih berusaha untuk menurunkan inflasi dan mempertahankan stabilitas mata uang meskipun bank sentral telah memangkas suku bunga acuan untuk bulan ketiga berturut-turut pada November.

Erdogan melakukan serangan terselubung terhadap Elvan karena sikapnya bulan lalu.

"Kami akan mengangkat momok suku bunga (tinggi) dari punggung rakyat kami," kata Erdogan dalam pidatonya di depan parlemen.

"Saya minta maaf kepada kawan-kawan kami (dari partai yang berkuasa) yang membela suku bunga (tinggi) tetapi saya tidak bisa dan tidak akan berjalan di jalan yang sama seperti mereka."

Pengunduran diri Elvan terjadi setelah financial institution sentral Turki mengumumkan kembalinya kebijakan kontroversial intervensi di pasar mata uang dalam upaya untuk menstabilkan lira yang anjlok, meskipun cadangan devisa terbatas.

Financial institution sentral mengatakan pada Rabu, "formasi harga yang tidak sehat" telah mendorong keputusan untuk menjual mata uang keras (hard cash) termasuk dolar AS dalam upaya untuk mendukung lira.

Turki belum mengumumkan intervensi mata uang langsung sejak menjual USD 3,2 miliar pada awal 2014. Namun, negara itu menghabiskan puluhan miliar dolar cadangan mata uang asingnya pada 2019 dan 2020 dalam upaya tidak resmi dan akhirnya gagal untuk menopang lira yang menuai kritik keras dari oposisi negara itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

China Mengalami Wabah Baru Covid-19 yang Bermula dari Penularan Sebuah Sekolah Dasar

Kejagung Dan Kejari Menangkap Buronan Korupsi Bank Mandiri Cabang Prapatan, Jakpus

Militan Taliban Mengepung Pasukan Perlawanan di Panjshir, Mengatakan Perdamaian